Senin, 26 Februari 2018

Secuil Kasih bag 2


4 Tahun kemudian....

Suasana kantor begitu ramai pagi ini, karena pengadaan akta kelahiran kolektif dan gratis banyak warga yang antusias mendaftar dan mengisi formulir di kantor. Tak ada waktu santai barang sedetikpun untukku. Berlari kesana-kemari, memberi contoh, mengecek kelengkapan berkas dan masih banyak lagi. Mulai pukul 08.00 tadi hingga sore ini pukul 16.00 akhirnya pekerjaan selesai. Kantor mulai sepi kembali.

Perlahan, ku bereskan barang-barangku. Memasukkan laptop kedalam tas, menggulung cas, menutup jendela, menutup pintu dan pulang. Aku menikmati waktu senja disini. Di desaku sendiri. Melihat sekitar yang terasa tenang, dan pikiran tentangnya kembali datang.

Sebaris senyum ketika mengetahui keadaannya sekarang. Alhamdulillah, sudah membaik sekitar 80%. Aku sendiri dulu tak mengira, paman dan bibi yang dulu membencinya menjadi begitu baik dan perhatian. Iya, semenjak toko paman dan bibi kebakaran mereka berubah. Aku bukannya ingin berbahagia di atas luka orang lain, tapi melihat dampak dari kebakaran itu aku dengan sadar bersyukur.

“Ira, keluargamu mampu. Lanjutkan pendidikanmu. Aku yakin suatu saat kamu akan menjadi seseorang yang amat berguna bagi keluarga,sahabat dan bangsa.” Kataku sambil menyedot susu coklat di cafe dekat kos.

Kini kami sudah menjadi siswi SMK kelas XII semeseter satu, yang artinya satu semester lagi kami akan lulus. Bisa melanjutkan pendidikan ke universitas ataupun bekerja.

“aku pengen. Tapi kamu tau sendiri, ibuku lebih menyayangi adikku. Aku sudah berusaha meminta kemarin, aku ingin melanjutkan di semarang. Sekolah tinggi kesehatan. Aku ingin menjadi bidan, san.” Kembali kau teteskan airmata setelah menggunung di pelupuk mata, sungguh malang nian nasibmu ra. Mempunyai seorang ibu kandung yang memperlakukanmu seperti anak tiri.
Membangkitkan semangat hidup ira pasca di selingkuhi adalah hal terberat diantara kami. Dia menjadi pendiam, tidak nafsu makan, gelisah, dan selalu menangis membuatku bingung akan hal yang ku lakukan. Namun seiring waktu berjalan, aku kira dia sudah sanggup melupakannya. Dan itu hal yang patut disyukuri.

Dan tidak ada yang lebih membahagiakan dari ini. Ira sudah menjadi Bidan, sudah lulus D3. Masih 
dalam rencana lanjut untuk S1. Semoga terwujud. Untuk saat ini, ia sedang ditugaskan di daerah Jawa Tengah, tepatnya di Kudus. Mengabdi disalah satu desa disana.
Kami, aku dan ira sudah mempunyai kebahagiaan masing-masing. Namun, kami tidak dengan mudah melupakan masa-masa sulit kami dulu.
Semoga, sekarang dan nantinya kita slalu dalam kebahagiaan.

 ( Cerpen ini aku buat agar dia terus bersemangat dan tidak mudah jatuh seperti dulu )



Kamis, 15 Februari 2018

Secuil Kasih Bag 1



“hai, namaku ira. Semoga kita menjadi teman baik ya”

Itu adalah kalimat pertama yang ku dengar darimu, teman yang ku kenal semenjak 7 tahun yang lalu. Ceria, adalah penilaianku yang pertama untukmu. Kebahagiaanmu terlihat natural, tidak tercium bau luka hati sedikitpun, itu juga penilaian pertamaku.

Kemudian aku tau, ada luka bersarang dalam dadamu. Luka yang dialami anak usia 10 tahun bersemi hingga usiamu dulu, 18 tahun ketika denganku. Luka, yang aku sendiripun tak mengira begitu dalam dan busuknya ia.

Ketika mulai terbuka, airmata mu tak henti mengalir dan menganak sungai di pipi gembilmu. Aku merasa kecil di sampingmu, tapi tak urung jua ku pinjamkan bahuku untukmu bersandar. Dengan tangan yang mengelus punggung kecilmu.

“sabar, ra. Allah sayang pada hamba-Nya yang penyabar” aku menangis dalam batin, tidak terkira sakit menahannya untuk tidak keluar.

“bagaimana ini, san? Ibuku akan menikah lagi. Setelah ayahku menikah, sekarang ibuku. Aku harus bagaimana? Aku ingin turut berbahagia. Tapi tidak, hati kecilku ingin orang tuaku kembali. Mengapa mereka tidak pernah memikirkan perasaanku dan adikku?” keluhmu dengan isak yang tak juga kunjung reda.

“ma’af ira, Allah memang membenci perceraian tapi jika bertahan membuat mereka sama-sama terluka, bagaimana lagi? Aku tau, mereka egois karena tidak memikirkan perasaanmu. Ma’afkan aku ra, aku tidak bisa mengerti perasaanmu” aku memeluknya dan ikut terisak.

Berat nian cobaannya. Dari di singkirkan dengan diminta sekolah jauh dari rumahnya, tinggal bersama paman dan bibi yang membenci dan menganggapnya pembantu, sekolah berjalan kaki dengan jarak sekitar 6 Km dari rumah yang ia tempati.

Dulu, ketika ia dirumah pun, ibunya lebih menyayangi adiknya. Yang memang ku akui, adiknya dari segi fisik lebih segalanya. Uang tidak pernah ia terima dengan Cuma-Cuma, harus ada pekerjaan yang ia ambil untuk mendapatkan uang. Ketika tinggal bersama paman dan bibinya juga pun dia diharuskan bekerja, menjaga toko milik keduanya.

Aku tau rasanya, karena aku juga pernah turut bekerja di toko mereka. Makan di jatah dua kali sehari, diberi tanggung jawab besar. Kami menjaga toko, paman dan bibinya pergi jalan-jalan. Dibayar dengan pulsa. Diberi uang saku seadanya. Aku miris melihatnya. Karena itu, dari pertama aku tau lukanya aku bertekad tidak akan meninggalkannya, dan akan mencari jalan keluar untuk semua masalahnya.

“ra, kita berangkat bareng ya” kala itu aku dan dia menduduki kelas X semester II. Iya, aku sudah tau tentang lukanya.

“tapi, aku jalan kaki, san. Kamu ga sama susi? Dia kan pakai motor?” dia menjawab sekaligus bertanya padaku.

“aku pengen bareng kamu, sehat jalan kaki,kan hehehe” aku menghubungi lewat SMS (Short Message Service). Dulu itu, hape sama-sama jadulnya. Sama-sama Hape Nokia klunting (sebutan hape yang Cuma punya senter hehe), biarlah jadul toh untuk berkomunikasi lancar, betul tidak? Hehe
Alasan paling masuk akal adalah, aku tidak ingin dia merasa sendiri. Aku ingin dia tetap semangat untuk hidup dan menjalani kehidupan sekarang. Berkali-kali aku katakan padanya “Tidak ada kebahagiaan, sebelum kamu menelan Kesengsaraan” aku berusaha menguatkan hatinya.

Pasca pernikahan ayahnya, ia bertambah kecil dan kurus. Aku yakin, makannya tidak teratur. Ayah adalah satu-satunya orang yang masih mengingat dia, semenjak perceraian keduanya. Ayah, masih ingat untuk mengirim uang untuk pendidikan dia. Setelah ayahnya menikah, aku tau hidupnya semakin berat. Oleh karena itu, uang yang ku dapat dari orang tuaku setelah semua terpenuhi aku menyisihkan untuk kita jajan bersama di akhir bulan. Dia berusaha tegar, dan tidak mau terlihat lemah. Oleh karena itu, aku tidak ingin terlihat mengasihaninya.

Aku mengajak dia untuk hidup berdua, kost bersama aku. Yang suatu hari akhirnya terkabul. Kelas XII, ternyata ladang uang bagiku dan ia. Aku membuka jasa layanan, pembuatan kliping, makalah, dan laporan untuk adik-adik tingkat dan teman sebaya.

Aku dan dia, rela menghabiskan waktu di kost untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut agar setiap hari bisa makan. Kami melewati hari-hari bersama, dengan banyak canda-tangis dan tawa. Juga cinta. Aku ikut berbahagia, ketika ia bahagia. Menemukan seseorang yang katanya tidak memandang sebelah mata tentangnya, yang katanya mencintai dengan tulus. Aku tetap mengingatkan untuk berhati-hati dan tidak bersikap berlebihan terhadap pria itu.

Aku kecolongan. Dia terjatuh, teramat dalam pada pesona pria itu. Dan yang ku temukan, dia menangis lagi. Allah, betapa umur kebahagiaan yang ia dapat teramat singkat. Dia dan pria itu sudah bertemu ibunya dia (ira). Sudah berjanji untuk serius. Tapi yang ku temukan kemudian hari adalah pria itu berkhianat. Kembali, aku elus pinggang kecilnya dan meminjamkan bahuku untukmu.

“sabar, ira. Allah menjanjikan yang terbaik untukmu. Dia bukan jodoh kamu.” Kataku lembut

“aku tidak menyangka san, aku sudah benar-benar mencintainya. Terlalu dalam,san. Aku benar mengira kami akan bersatu.”

Ini adalah tangis ke sekian kalinya, dulu dia pernah menangis karena tidak bisa pergi Prakerin (Praktek Kerja Industri) bersamaku, dulu dia pernah menangis karena tidak bisa pergi ikut kemah bersamaku, dan lain sebagainya.
Aku sendiri baru menyadari, ada begitu banyak tangisannya untukku.


Bagian 2 coming soon

Rabu, 14 Februari 2018

Berhijab dan tetap aktif !!!

Kata siapa berjilbab Cuma boleh berdiam diri?
Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berpangku tangan, lantas kenapa masih tidak bergerak?
Hei, walaupun berhijab dan berpakaian syar’i tidak akan menghalangi kegiatan kita loh. Apalagi yang kegiatan diantaranya Menulis, Membaca, Menggambar, tentu tidak akan membuat auratmu terbuka kan?
Lantas kalau menyukai olahraga? Bisa kok ukh.. caranya? Tetap pakai jilbab yang menutupi dada kemudian tetap memakai gamis panjang jangan lupa memakai legging / celana panjang didalamnya, jangan lupa kaos kaki dan sepatu. Jadi walaupun kita bergerak, kita tidak akan menampakkan aurat kita.
Jangan jadi muslimah yang pasif ya ukh, mari kita buktikan bagaimana kita bergerak. Dalam padu padan puisi, mengarang cerita, menulis resep kesukaan dan lain sebagainya. Kita tetap mendunia tanpa bergerak di dunia luar hehe.
Jadi, tetap syar’i dan cool yaa. Udah banyak kok, contok muslimah yang tertutup rapat auratnya dan mendunia. Contoh? Bunda Asma Nadia, Helvii Tiana Rosa, Oki setiana dewi, dan lain sebagainya.
Cintailah dirimu sebelum mencintai orang lain, mungkin kutipan itu ada benarnya. Ayo deh, belajar mencintai diri sendiri. Kalau sudah mencintai, pasti rela kan berbuat apa saja. Nih ya, pasti ga mau kan setiap menit bertambah dosanya karena tidak melaksanakan Perintah-Nya. Yuk apa saja perintah Allah terhadap perempuan? Jadi salah satunya ialah Menutup Aurat. Tarraaa ini adalah kewajiban loh gaes, yang belum menikah ketika tidak memakai jilbab yang menanggung dosanya adalah ayah si wanita, jika sudah menikha yang menanggung dosa adalah si suami.  Rela kah kalian? Tega kah kalian? Jika sudah punya jawabannya, kenapa masih menguraikan rambut kalian?
Ini benar loh. Memakai jilbab tidak semena membatasi keaktifan kita sebagai perempuan loh. Hanya saja, untuk urusan laki-laki kita memang tidak dianjurkan untuk berdekatan ya ukh. Pandai menjaga diri dan pandangan. Jika kita bekerja, dan dalam ruangan bercampur aduk ya usahakan untuk menjaga jarak dan bekerja sesuai dengan apa yang di tugaskan. Selebihnya? Bersikap biasa saja ya ukh, ya itu. Menjaga jarak, diri dan pandangan.
Jilbab adalah identitas kita sebagai muslimah. Yap betul sekali! Karena muslim tidak memakai jilbab. Aku kasih contoh ya ukh, kalian misalnya lebih suka memamerkan aurat kalian, kemana-mana memakai rok mini lalu suatu ketika ada lelaki yang dengan tidak sopannya meraba jangan salahkan tangan dan pikiran mereka, karena yang sebenarnya kalian lah yang mengundang perilaku mereka.
Yang ga hobby berkegiatan aktif di luar, ya itu. Boleh menulis, merawat tanaman di rumah, buat kue, kerajinan dan lain sebagainya. Setidaknya jangan biarkan tanganmu berhenti bekerja, karena apa yang kita kerjakan dan masih dalam kegiatan yang baik insyaallah pahala akan terus bertambah bagimu ukh.
Untuk jodoh? Tak perlu risau, allah telah mencatat nama kalian dan pasangan di lauful mahfuz. Jika belum datang saat ini, bertanda Allah meminta kalian para ukhty untuk terus berdo’a dan mengingat-Nya. Dia akan datang pada saat yang tepat,ukh.
Ingat dalam QS. Ar-Ruum ayat 21? “Orang yang baik akan berpasangan dengan yang baik pula, begitupula sebaliknya”. Yuk, lebih baik introspeksi diri dulu. Berkaca apakah kalian sudah siap? Apakah kalian sudah yakin berbenah diri? Apakah kalian yakin diri kalian akan mendapat jodoh yang baik? Seperti apa kalian selama ini? Apa saja yang sudah kalian perbuat selama ini?
Yuk, renungkan dan jawab dalam hati masing-masing.
Sekian dulu ya..







Senin, 12 Februari 2018

Coklat Kacang

ا لسل م علبكم، 안녕...hai...
Jadi hari ini, aku pengen bagiin resep cemilan yang gampang banget di buat. Apalagi buat pecinta coklat.
Aku buat ini, dulu sama temen. Adek kelas sih, dia gemar banget bikin kue-kue dan kerajinan lain. Anaknya tuh pengen banget punya banyak keterampilan, dan aku salut banget sama dia.
Dari sekolah udah jualan pulsa, terus suka bikin kue, terus suka bikin tas/dompet/ganci pake tali kur, dan banyak lagi.
Dulu itu, dia anaknya kecil pake banget bahkan aku sering becandain dia dulu saking kecilnya. Udah pendek, item, kecil hehe. Tapi becandaan aja ya. Aku dulu tuh heran, bapaknya ga kecil-kecil amat, ibunya juga tinggi besar, kok dia beda. Haha.
Dan aku ga nyangka, dia kan mondok di jawa nah seusia SMA dia pulang mutusin buat MAN (Madrasah Aliyah Negeri) aja disini, biar deket orang tuanya terus. Pas pertama lihat, aku ga nyangka kalau itu dia. Dulu keciiiiil kayak batang lidi, eeeeeh sekarang tinggi besar persis ibunya. Haha aku jadi malu, dulu ngolokin pendek eh sekarang aku lebih pendek dari dia bahkan jauuuuh lebih pendek.
Dia itu seangkatan sama adek aku, kelahiran tahun 1999. Anaknya ramah, gokil, ga malu nanya dan terkadang malu-maluin hehe, sopan juga, terus ga gampang nyerah. Sekali dia netapin target, misal bikin bolu kukus, dia bakal praktek sampe bisa.
Aku sama dia itu udah bikin Coklat kacang, Bolu Kukus, terus belajar bikin tas dari tali kur juga.  Dan alhamdulillah, semuanya berhasil. Uh thank you so much dah buat dia.
Kira-kira aku sebutin ga ya namanya? Inisial aja ya, hehe “HM” itu inisialnya.
Pas itu, kira-kira bulan september 2017 akhir. Adek aku pengen banget ngemil, dan ga tau pengen ngemil apa gitu yang manis, enak, dan banyak wkwk.
Eh, adek aku nanya sama si HM, terus kata HM bikin aja coklat kacang, buatnya gampang, bahannya gampang, waktunya juga cepet.
Berhubung waktu itu adek aku lagi ada kesibukan, jadi aku yang berangkat ke rumah si HM, kita belanja dulu terus bikin.
Jadi, alat dan bahannya itu :
  •  Coklat batangan ( biasanya banyak banget yang jual ini, di minimarket atau toko sembako biasanya ada, dan yang di gambar dibawah adalah salah satu contohnya, kalau mau pakai yang lain boleh kok)
  •   Kacang yang udah kupas ( ini sebenernya gampangina ja, biar ga perlu bersihin kulitnya yang coklat-coklat itu loh)
  • Wajan ( kalau bisa yang di rumah biasanya buat nyangrai/sangrai)
  • Wadah semacam toples yang tahan air panas ( yang ga gampang meleleh)
  • Wadah untuk coklat ( semacam wadah buat bolu kukus juga)
  •   Sendok makan
Terus cara buatnya gampang banagetttt .. mau tau? Yuk dah, simak :
  •  Sangrai dulu kacangnya, usahain di bolak-balik terus yaaa biar ga gosong di salah satu bagian aja. Terus juga usahain agak mateng, pokoknya warnanya biarkan semakin gelap mendekati warna gosong. Kenapa? Semakin matang kacangnya, semakin renyah. Lain kata kalau gosong, alih-alih renyah rasa pahit yang akan kalian dapat.\
  • Matikan kompor, dan biarkan kacangnya dingin.
  • Masak air dalam wajan, usahakan cari wajan yang agar datar atau cekung tapi tidak terlalu cekung, sekiranya cukup untuk wadah toples nanti, tunggu hingga mendidih.
  • Selagi menunggu air mendidih, segera buka bungkus coklat dan potong kecil-kecil atau kotak-kotak, terserah seperti apa. Tujuannya agar nanti coklatnya tidak lama untuk dicairkan. Setelah itu masukkan dapat wadah / toples tadi.
  • Ketika air dalam wajan sudah mendidih, sekarang saatnya mencairkan coklat !!! toples berisi coklat kita taruh di wajan tadi, jangan sampai ada air yang masuk kedalam toples, jadi air usahakan hanya separuh di luar toples. Air mendidih tadi akan terasa panas di toples, dan mencairkan coklat.
  • Setelah semua coklat sudah cair, matikan kompor dan angkat toples berisi coklat tadi, kemudian campurkan kacang yang sudah di sangrai tadi. Di aduk sampai kira-kira semua kacang telah tercampur coklat.
  • Kemudian, dengan memakai sendok makan kita masukkan sedikit-demi sedikit ke wadah untuk coklat.
  • Selesai !!!


Gampang banget kan???? Selagi bikin ini, ajak aja saudara atau sahabat di jamin bikinnya makin seru dan kalian semakin bersemangat. Seperti apa yang kurasakan, setelah aku belajar bersama HM, aku di rumah praktek bersama Mamak heheheheee... dan Tarrraaaa aku bisa membuat 145 dengan 1 kg kacang tadi dan 1 setengah coklat batangan.
Oke... segitu dulu yaaa resep kali ini. Kapan-kapan aku pengen bagiin resep bikin bolu kukusnya, hehe. Ditunggu aja ya gaes... oke, see you next time. Always be happy and keep healthy, gaes. I love you. 안 녕...















Kamis, 08 Februari 2018

Tentang Laki-laki itu

aku rasa ini bukan karena aku yang seorang pengantin baru. aku rasa, semua wanita akan setuju. mungkin juga tidak.

katakan sejujurnya. "adakah wanita yang ingin diduakan? adakah istri yang rela hati suaminya terbagi dengan 'istri' yang lain?"

kenapa kali ini aku bahas tentang ini.

ini tentang pengalaman aku, dan laki-laki itu.

kami bertemu di kantor, dia sedang mengurus pernikahan adiknya. kemudian, rekan kerjaku yang sama laki-lakinya nyeletuk,
" Kowe arep mbojo neh po? (kamu mau nikah lagi kah?)" ini sebenarnya bercanda, dan pertama aku juga menganggap demikian tapi kemudian jawaban laki-laki itu entah kenapa membuat darahku mendidih, haha entahlah. bagaimana menurumu ??

"0ra,ra ndue duet og (tidak, tidak punya uang kok)" kemudian mereka tertawa bersama.

menurut persepsi aku, ketika dia menjawab seperti itu : Oooh jadi kalau dia punya uang, dia mau nikah lagi? bagaimana dia bisa seperti itu? sedangkan di rumah ada anak dan istri yang menanti dia pulang, yang selalu merindukan dia, yang selalu menomor satukan dia.  bagaimana bisa dia menjawab seperti itu? padahal selalu ada banyak pilihan jawaban, bisa sajakan dia menjawab " istri satu aja ga pernah habis rasa sayangnya, bagaimana bisa aku berpaling. tidak. aku tidak akan sanggup berpaling darinya"

aku merasa marah pada diriku, yang tidak dapat menahan diri untuk mengatakan hal itu pada mereka (dua laki-laki itu), karena yang ku dapat hanyalah tawa berderai dari mulut mereka.

aku merasa amat sangat menyedihkan dihadapan mereka.

semoga Allah menguatkan hatiku. Innalloha Ma'ashobirin, Hanya kekuatan sabar yang membuatku tetap tenang setelahnya.

Rabu, 07 Februari 2018

TEMPE ULEK

Hai Gaes, ketemu lagi.
jadi sebenernya ide buat nulis kali ini udah dari kemarin pagi, iya 6 februari 2018.

jadi, akutuh bangun pagi sama suami ya. terus tiba-tiba dia nyeletuk "LAPER,Beb" haha, kondisi mata masih merem melek ya bahasanya masih belum terkumpul jiwanya wkwk masih keliaran di alam mimpi. pas aku lihat di dapur, ternyata bahan yang dimasak tinggal tempe yang kemarin rencananya mau di goreng sore, tapi ga jadi. tiba-tiba kebersit pikiran pengen nyambel terasi, terus mikir kalau misalkan tempenya di goreng aja terus di sambelin gimana ya?

terus suami nyeletuk " udah, goreng aja Beb. terus entar di makan pake sambelnya. keburu laper". iya deh aku turutin. setelah nasi hangat, tempe goreng sudah siap, sambal juga, jadi aku panggil suamiku. "Mas, ayo makan. udah siaaaap" kenapa banyak huruf "a"? jadi, aku teriak hehe.

nah pas mau makan, aku kan iseng. daripada colek sambel taruh ke piring, baru makan bareng tempe gimana kalau tempenya di ulek sekalian? hehee. dan Tarraaaa... pas makan itu, suami heran terus nanya. "Emang Enak? ga pedes?" dia nanya pedes soalnya dia ga terlalu suka pedes, dan suka bergidik kalau liat aku lagi nyambel. aku jawabnya mah enteng "Cobain aja,Beb"

aku kan iseng doang ya, eh ternyata beneran di coba. dan ekspresinya itu menggelikan. wkwk iya.. matanya berpijar-pijar bahagia gitu, terus bilang "Enaaaaak,beb. aku mau yaaa beb". dan itu suprise bikin aku bahagia hehe.

bener yah.. kalau mau bahagia itu ga perlu duit banyak, ga perlu mewah. cukup kita mampu bersyukur dan ikhlas, Insyaallah hidup rasanya mudah dan bahagia.

oiya, bahannya gampang banget gaes.

  • TEMPE
  • CABE
  • TERASI
  • BAWANG PUTIH
  • GARAM
  • MICIN
Jadi, Tempenya di Goreng biasa ya.. pakai air di campur Roiko/Masako sesuai selera terus di kasih garam dikit aja.
cabe, terasi, bawang putih di goreng baru di ulek. itu terasinya mau di bakar ataupun di goreng terserah aja ya, sesuai selera.

di jamin, Makan ini bikin Nasi Habis iyaaa... Selera banget rasanya makannya hehehe.









Selasa, 06 Februari 2018

Arti Hujan Bagiku


ا لسل م عليكم، 안녕..Arti hujan bagiku....
Hujan, adalah angin segar setelah badai gelisah menerpa...
Mampu menyejukkan kegalauan di jiwa..
Merana perasaan ini patut disamakan dengan panasnya musim kemarau..
Seperti sesaknya rindu dalam hati
Juga seperti rembulan merindukan bintang

Itu sepenggal puisi yang dulu pernah aku buat, jadi dulu aku itu hobby bikin puisi.. yaa kebanyakan tentang hujan dan kegalauan hati plus kegalauan cinta, yah ABG labil gitu deh hehehe.. insyaf sudah.
Entah kenapa, pas hujan itu bawaanya pikiran seger, adem ayem, tentrem (Tentram), dan bawaanya itu bikin kata-kata, entah pake pensil-kertas, ponsel, maupun laptop.
Ini yang ke ratusan kalinya, mungkin?
Hujan yang membuatku paling merasa nyaman itu, yang mendungnya putih yang kalau hujan Cuma rintik-rintik tapi lama. Hehe. Iya, kalau pas kedapatan hujan kayak gini lagi di perjalanan emang nge Bete in, karena gimana ya... mau lanjut masih rintik-rintik, ga lanjut juga hujannya ga berhenti-henti.
Aku paling takut, kalau udah denger gluduk, petir, dan sebagainya yang kalian sebut. Aku ngerasa kayak dihantam gitu, dulu aku suka ngumpet (bersembunyi) kalau udah denger, tapi anehnya kalau udah tidur mau segede (sebesar) apapun gluduk itu bunyi, aku ga kebangun, jangankan kebangun denger aja enggak. Hehe.
Dulu, paling aman kalau udah saking takutnya aku lari ke kamar orang tua, ga perduli udah besar sekalipun. Pokoknya hati tenang kalau ada temennya. Dan enaknya lagi kalau udah nikah, bakalan ada terus orang yang nemenin, ga peduli gluduk ataupun enggak hehe.
Hujan, itu banyak banget kenangan yang terbentuk olehnya. Pernah suatu hari, aku sama temen dalam perjalanan pulang (dulu aku sekolah di kabupaten, nah aku pulang ke rumah ngajak temen kelas) ke kabupaten lagi. Kondisi jalan dulu belum sebagus sekarang yang udah hampir 100% aspal, dulunya jalan itu masih tanah licin, saking licinnya aku ga berani nge rem pake rem motor, aku nge rem pake kaki, iya kaki tanpa sandal atau alas apapun. Dan itu rasanya aman. Itu pas hujannya Cuma rintik-rintik aja.
Pas zaman SD, kalau hujan itu nyenengin. Iya. Sekolahnya boleh pakai sandal, ga di wajibkan pakai sepatu, terus lagi sering ga belajar. Walaupun di larang buat keluar ruangan, kita sekelas malah ramai keluar untuk main hujan-hujanan. Ada yang main kejar-kejaran alias permainan tom and jerry, ada yang Cuma tidur di kelas, ada juga yang nggosip haha iya biarpun masih kecil udah kelihatan sifat ibu-ibunya wkwk, kalau yang laki-laki kebanyakan main seret pelepah pisang haha kalau yang  mau tau ini ada di adegan di kartun Upin-Ipin di Kebunnya Atok Dalang untuk mengambil buah pisang dan menanam tunas pisang. Betewe, aku suka banget itu kartun hehe.
Hujan, pernah juga pas dulu sekolah aku bareng 2 temanku jalan pulang. Kebetulan, kita pengen banget jalan, padahal jarak rumah ke sekolah kurang lebih 6 Km. Kalau rame mah ga kerasa jalannya, nah di tengah perjalanan tiba-tiba langit mendung, dan drama pun di mulai. Iya, yang tas di taruh di atas kepala untuk melindungi terus njinjing (ngangkat) rok buat lari. Salahnya, udah tau jalan. Sewaktu-waktu bisa hujan, bawa payung kan ga ada salahnya. Bisa juga ga kepanasan kalau payungan hadeh-hadeh.
Dulu, pas udah SMK. Kalau hujan, dan kedapatan guru ga ngajar. Aku lebih milih duduk di atas meja memandang ke arah luar jendela. Ga lupa bawa kertas sama pulpen. Merangkai banyak kata untuk membuat puisi, kadang hanya dengan melihat rintik hujan jatuh sudah membuat hatiku yang gundah menjadi tenang.
Jangan lupa ucapkan “Allohumma Soyyiban Naafi’an” ketika melihat hujan, agar hujan yang turun memberikan banyak manfaat bagi umat dunia. Hujan adalah Rahmat, dan Rezeki. Patut di syukuri.

Hujan, bagiku pembuat kenangan. Entah kenangan baik maupun yang tidak baik. Apapun itu, aku tetap menyukai hujan.

و لسل م عليكم،  안녕....

Jumat, 02 Februari 2018

Resep Kue Sarang Semut (KARAMEL)

السل م عليكم، 안녕..Selamat pagi man-teman sekalian...

Anyone miss me? Haha...

Jadi, kali ini aku pengen berbagi pengalaman plus resep bikin kue sarang semut alias Karamel.
Dulu itu kalo setiap bapak yasinan atau pengajian atau kendurenan terus pulang ke rumah bawa snack yang isinya ada karamel, duh rasanya tuh kayak penggemar duren terus di kaseh duren gratis. Haha, seneeeeeeeng banget. Iya banyak “e” nya...

Bahkan rela rebutan sama adek aku yang paling kecil ( usia 7 tahun ), habis itu rela juga di teriakin mamak gegara bikin adek nangis karena dapat setengah bagian dari yang diinginkan. Iya dong, niatnya kan pengen ngajarin adek kalo berbagi itu indah. Karena bukan Cuma kita yang bahagia, orang lain pun bahagia. Haha ngeles pinter amat ya... wkwk.

Kalo dulu itu pengennya sih tinggal makan, tapi makin gede penasaran juga gimana bikin tu kue. Kenapa kuenya bisa bolong-bolong? Kenapa warna karamel seperti itu ? gimana bisa kenyal ? aku makan karamel itu berasa kayak minum kopi, manis pahit dan menyegarkan wkwk. Bukan ngiklanin kopi lohh ya, betewe yang suka minum kopi jangan keseringan ya... kopi kan mengandung kafein yang kalo kebanyakan bikin tubuh ga sehat. Bahas tentang manfaat kopi dan dampak meminum kopi kapan-kapan ya... back to judul haha ini tentang karamel.

Bikin karamel itu kayak ngadepin (baca : menghadapi) orang yang kita kudu (harus) sabar. Iya, kurang bahan dikit, bantet. Banyak dikit, encer. Wkwk. Intinya mah sedang-sedang saja~~ kayak lagu dangdut.
Karena sekarang udah gede, dan kebetulan punya temen yang bude (Tante) nya itu suka bikin bermacam-macam kue, aku iseng-iseng aja nanya.

“Mini (haha ini ortunya ngasih nama kayak gini jadi tubuh dia mini terus dalam arti langsing terus ya bukan bogel), bikin kue karamel itu gimana sih?”

Eh dianya langsung semangat jawabin sama ngajakin entah ini promosi atau bukan wkwk tentuin sendiri ya man-teman.
“gampang itu mah, aku pernah bikin sama bude aku. Dia mah pinter bikin kue, terus ga pelit buat bagi resep. Yuk, kapan-kapan praktek ke rumah bude”

Akhirnya 3 hari setelah aku nanya, aku langsung berangkat ke rumah temen aku itu terus bablas (Lanjut) ke rumah budenya dia.
Jadi bahan yang diperlukan untuk membuat Karamel itu :
  • ·         TELUR (Untuk Satu Loyang menggunakan 4 butir telur)
  • ·         Tepung Kanji / Aci / Tapioka
  • ·         Tepung Terigu
  • ·         Gula Putih ( Ini bahan utama )
  • ·         Simas/ Margain sejenisnya
  • ·         Soda Kue ( Pengembang )
  • ·         Susu (Mau indomilk atau yang lain sesuai selera, mau putih ataupun coklat sama saja)
  • ·         Air hangat

Terus gimana bikinnya? Lets start ~~
  • ·         Pertama-tama nih, sangrai Gula Putihnya diatas kompor dengan api sedang, kemudian biarkan hingga mencair (Gula ketika dipanaskan akan mencair) jangan terlalu matang karena rasanya akan pahit, kemudian matikan kompor, beri satu gelas air hangat ke gula tadi, tambahkan simas dan susu.
  • ·         Setelah itu biarkan dingin, setelah diberi air hangat tadi gula tidak akan membeku ketika dingin.
  • ·         Kemudian olehkan simas ke pemanggang karamel (loyangnya), ini aku pakai pemanggang yang biasa ya, bukan pakai oven. Aku pakai yang bawahnya pakai pasir itu. Setelah selesai, selagi menunggu gula dingin, kita siapkan bahan berikutnya.
  • ·         Telur 4 butir, tepung terigu satu gelas, aci satu sendok makan saja, setelah semua di kocok kemudian campurkan air gula tadi kemudian tambahkan satu sendok teh soda kue.
  • ·         Setelah itu, tuangkan ke dalam loyang dan panggang ± 45 Menit.
  • ·         Selesai .... J

Haha.. iya. Resepnya simpel, tapi ya itu.. aku coba sampe 3x pernah gegara lupa ga di kasih air hangat, jadi itu gulanya beku. Wkwk iya bisa dijadiin permen, keras uhuy.

Intinya mah belajar bikin karamel melatih kesabaran dan ketelitian. Wkwk ..







Oke. Sekian dulu ya man-teman... sampai jumpa minggu depan... 안녕

KESEHARIAN SATU

Assalamu'alaikum... Halooooo... selamat malam, hehe semoga semua dalam keadaan bahagia saat membaca ini. kali ini aku pengen cerita kehi...