4 Tahun kemudian....
Suasana kantor begitu ramai pagi ini, karena pengadaan akta
kelahiran kolektif dan gratis banyak warga yang antusias mendaftar dan mengisi
formulir di kantor. Tak ada waktu santai barang sedetikpun untukku. Berlari
kesana-kemari, memberi contoh, mengecek kelengkapan berkas dan masih banyak
lagi. Mulai pukul 08.00 tadi hingga sore ini pukul 16.00 akhirnya pekerjaan
selesai. Kantor mulai sepi kembali.
Perlahan, ku bereskan barang-barangku. Memasukkan laptop
kedalam tas, menggulung cas, menutup jendela, menutup pintu dan pulang. Aku
menikmati waktu senja disini. Di desaku sendiri. Melihat sekitar yang terasa
tenang, dan pikiran tentangnya kembali datang.
Sebaris senyum ketika mengetahui keadaannya sekarang.
Alhamdulillah, sudah membaik sekitar 80%. Aku sendiri dulu tak mengira, paman
dan bibi yang dulu membencinya menjadi begitu baik dan perhatian. Iya, semenjak
toko paman dan bibi kebakaran mereka berubah. Aku bukannya ingin berbahagia di
atas luka orang lain, tapi melihat dampak dari kebakaran itu aku dengan sadar
bersyukur.
“Ira, keluargamu mampu. Lanjutkan pendidikanmu. Aku yakin suatu
saat kamu akan menjadi seseorang yang amat berguna bagi keluarga,sahabat dan
bangsa.” Kataku sambil menyedot susu coklat di cafe dekat kos.
Kini kami sudah menjadi siswi SMK kelas XII semeseter satu,
yang artinya satu semester lagi kami akan lulus. Bisa melanjutkan pendidikan ke
universitas ataupun bekerja.
“aku pengen. Tapi kamu tau sendiri, ibuku lebih menyayangi
adikku. Aku sudah berusaha meminta kemarin, aku ingin melanjutkan di semarang.
Sekolah tinggi kesehatan. Aku ingin menjadi bidan, san.” Kembali kau teteskan
airmata setelah menggunung di pelupuk mata, sungguh malang nian nasibmu ra.
Mempunyai seorang ibu kandung yang memperlakukanmu seperti anak tiri.
Membangkitkan semangat hidup ira pasca di selingkuhi adalah
hal terberat diantara kami. Dia menjadi pendiam, tidak nafsu makan, gelisah,
dan selalu menangis membuatku bingung akan hal yang ku lakukan. Namun seiring
waktu berjalan, aku kira dia sudah sanggup melupakannya. Dan itu hal yang patut
disyukuri.
Dan tidak ada yang lebih membahagiakan dari ini. Ira sudah
menjadi Bidan, sudah lulus D3. Masih
dalam rencana lanjut untuk S1. Semoga
terwujud. Untuk saat ini, ia sedang ditugaskan di daerah Jawa Tengah, tepatnya
di Kudus. Mengabdi disalah satu desa disana.
Kami, aku dan ira sudah mempunyai kebahagiaan masing-masing.
Namun, kami tidak dengan mudah melupakan masa-masa sulit kami dulu.
Semoga, sekarang dan nantinya kita slalu dalam kebahagiaan.
( Cerpen ini aku buat
agar dia terus bersemangat dan tidak mudah jatuh seperti dulu )