Senin, 26 Februari 2018

Secuil Kasih bag 2


4 Tahun kemudian....

Suasana kantor begitu ramai pagi ini, karena pengadaan akta kelahiran kolektif dan gratis banyak warga yang antusias mendaftar dan mengisi formulir di kantor. Tak ada waktu santai barang sedetikpun untukku. Berlari kesana-kemari, memberi contoh, mengecek kelengkapan berkas dan masih banyak lagi. Mulai pukul 08.00 tadi hingga sore ini pukul 16.00 akhirnya pekerjaan selesai. Kantor mulai sepi kembali.

Perlahan, ku bereskan barang-barangku. Memasukkan laptop kedalam tas, menggulung cas, menutup jendela, menutup pintu dan pulang. Aku menikmati waktu senja disini. Di desaku sendiri. Melihat sekitar yang terasa tenang, dan pikiran tentangnya kembali datang.

Sebaris senyum ketika mengetahui keadaannya sekarang. Alhamdulillah, sudah membaik sekitar 80%. Aku sendiri dulu tak mengira, paman dan bibi yang dulu membencinya menjadi begitu baik dan perhatian. Iya, semenjak toko paman dan bibi kebakaran mereka berubah. Aku bukannya ingin berbahagia di atas luka orang lain, tapi melihat dampak dari kebakaran itu aku dengan sadar bersyukur.

“Ira, keluargamu mampu. Lanjutkan pendidikanmu. Aku yakin suatu saat kamu akan menjadi seseorang yang amat berguna bagi keluarga,sahabat dan bangsa.” Kataku sambil menyedot susu coklat di cafe dekat kos.

Kini kami sudah menjadi siswi SMK kelas XII semeseter satu, yang artinya satu semester lagi kami akan lulus. Bisa melanjutkan pendidikan ke universitas ataupun bekerja.

“aku pengen. Tapi kamu tau sendiri, ibuku lebih menyayangi adikku. Aku sudah berusaha meminta kemarin, aku ingin melanjutkan di semarang. Sekolah tinggi kesehatan. Aku ingin menjadi bidan, san.” Kembali kau teteskan airmata setelah menggunung di pelupuk mata, sungguh malang nian nasibmu ra. Mempunyai seorang ibu kandung yang memperlakukanmu seperti anak tiri.
Membangkitkan semangat hidup ira pasca di selingkuhi adalah hal terberat diantara kami. Dia menjadi pendiam, tidak nafsu makan, gelisah, dan selalu menangis membuatku bingung akan hal yang ku lakukan. Namun seiring waktu berjalan, aku kira dia sudah sanggup melupakannya. Dan itu hal yang patut disyukuri.

Dan tidak ada yang lebih membahagiakan dari ini. Ira sudah menjadi Bidan, sudah lulus D3. Masih 
dalam rencana lanjut untuk S1. Semoga terwujud. Untuk saat ini, ia sedang ditugaskan di daerah Jawa Tengah, tepatnya di Kudus. Mengabdi disalah satu desa disana.
Kami, aku dan ira sudah mempunyai kebahagiaan masing-masing. Namun, kami tidak dengan mudah melupakan masa-masa sulit kami dulu.
Semoga, sekarang dan nantinya kita slalu dalam kebahagiaan.

 ( Cerpen ini aku buat agar dia terus bersemangat dan tidak mudah jatuh seperti dulu )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESEHARIAN SATU

Assalamu'alaikum... Halooooo... selamat malam, hehe semoga semua dalam keadaan bahagia saat membaca ini. kali ini aku pengen cerita kehi...